Sabtu, 29 Oktober 2016

KONDISI FISIK WILAYAH DAN PENDUDUK INDONESIA

A. Kondisi Wilayah Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kergaman bentuk muka bumi, baik didaratan maupun didasar laut. Selain memiliki keragaman dalam bentuk muka bumi Indonesia juga di perkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan permukaan bumi, sedangkan letak astonomis adalah letak suatu tempat berdasarkan garis lintang dan garis bujurnya.

Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa yang melintang mengitari bumi sampai daerah kutub. Garis bujur adalah garis tegak yang berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan kutub selatan. Kedua garis tersebut merupakan garis khayal yang digunakan sebagai pedoman untuk menunjukan suatu wilayah di muka bumi.

letak astronomis berpengaruh terhadap iklim sedangkan letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi ini ternyata memiliki hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusia.

a. Letak geografis Indonesia


Menurut letak gegrafisnya Indonesia terletak diantara dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia, dan terletak diantara dua samudra yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak Indonesia yang dihimpit oleh dua benua dan dua samudra berpengaruh besar terhadap keadaan alam maupun kehidupan penduduk.


1. Pengaruh letak geografis terhadap keadaan alam 

Indonesia merupakan negara kepulauan yang merupakan tempat pertemuan samudra besar dan di apit oleh daratan yang luas, hal itu sangat berpengaruh terhadap kondisi alam.

  • Wilayah Indonesia beriklim laut, karena Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga banyak memperoleh pengaruh angin laut sehinga mendatangkan banyak hujan.
  • Indonesia memiliki iklim musim, karena iklim dipengaruhi oleh angin muson yang berhembus 6 bulan sekali dan berganti arah. Oleh karena itu menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim penghujan di Indonesia. 


2. Pengaruh letak geografis terhadap keadaan penduduk

Karena Indonesia terletak pada posisi silang (cross position) yaitu antara dua benua dan dua samudra, maka pengaruhnya bagi kehidupan bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :

  • Indonesia banyak dipengaruhi dalam budaya asing, seperti dalam bidang seni, agama, bahasa, dan peradaban.
  • Indonesia terletak di negara yang berkembang sehingga banyak terjadi hubungan kerja sama dengan negara-negara tetangga.
  • Lalu lintas pelayaran dan perdagangan di Indonesia cukup ramai, sehingga dapat menunjang perdagangan dan mampu menambah pedapatan devisa negara.


b.  Letak astronomis Indonesia


Berdasarkan letak astronomisnya Indonesia terletak pada 6 derajat Lintang Utara-11 derajat Lintang selatan dan antara 95 derajat BT-141 derajat BT. Wilayah Indonesia yang paling utara adalah pulau We di Nanggroe Aceh Darusalam, wilayah Indonesi paling selatan adalah pulau Rote di Nusa Tenggara Timur, yang terletak di 11 derajat LS, wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara pulau Sumatra yang terletak pada 95 derajat BT, dan wilayah Indonesia paling timur adalah Merauke yang berada pada 141 derajat  BT.

Beberapa fakta dari letak astronomi Indonesia :

1. Wilayah Indonesia terletak di daerah khatuistiwa atau secara keseluruhan terletak di daerah lintasan timur dan berada di daerah tropis. Indonesia memiliki panjang busur 46 derajat (sama dengan 188 keliling bumi) dan lebar lintang 17 dejarat. Garis lintang dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari. Berdasarkan letak lintang Indonesi beriklim tropis dan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Memiliki curah hujan yang tinggi.
  • Memiliki hutan hujan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
  • Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.
  • Banyak terjadi penguapan sehingga kelembaban udara cukup tinggi. 

2. Wilayah Indonesia dibagi dalam tiga daerah waktu, dengan selisih waktu masihng-masing satu jam. Ketiga pembagian waktu tersebut adalah sebagai berikut :

  • Waktu Indonesia Barat (WIB), meliputi daerah Sumatra, Madura, Jawa, Kalimatan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pusat meridiannya adalah 105 derajat BT dan selisih waktu 7 jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT).
  • Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi daerah Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil yang ada di sekitarnya. Waktu Indonesia Tengah memiliki selesih waktu 8 jam lebih awal dengan GMT.
  • Waktu Indonesi Timur (WIT0, meliputi daerah Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Waktu Indonesia Timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dengan GMT. 

c. Hubungan letak georafis dengan perubahan musim di Indonesia


Wilayah Indonesi berada di anatar 6 derajat LU - 11 derajat LS dan merupakan daerah tropis dengan dua musim yaitu msusim kemarau dan musim penghujan, yang bergantian setiap 6 bulan sekali. Musim kemarau berlangsung antara bulan April sampai Oktober, sedangkan musim penghujan dari Oktober sampai April. Terjadinya perubahan musim ini di pengaruhi oleh beberapa faktor berikut :

1. Peredaran semu matahari tahunan 


Peredaran semu matahari adalah pergerakan semu matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23 1/2 derajat LU, lalu kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju garis lintang balik selatan 23 1/2 derajat LS dan kembali lagi menuju ke khatulistiwa. Setiap harinya akan terjadi pergeseran tempat terbit atau terbenamnya matahari dibandingkan dengan hari kemarin.

Pergeseran ini di sebabkan karena adanya proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat di ketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap matahari. Akibat dari perputaran bumi terhadap matahari tersebut maka terjadilah pergeseran semu letak terbit atau terbenamnya matahari.


2.  Terbentuknya angin Muson


Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di antara dua Benua besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara sedangkan Benua Australia berada di bumi belahan selatan yang mengakibatkan terjadinya tekanan udara yang berbeda di Asia dan Australia. Dengan perbedaan tekanan udara dari kedua benua ini maka terjadilah angin muson.

Angin muson adalah angin yang terjadi setiap 6 bulan berganti arah, sehingga membuat Indonesia memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Di Indonesia terdapat dua jenis angin muson yaitu :

a. Angin muson barat
Angin muson barat terjadi setiap bulan Oktober sampai Maret, saat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga penyinaran matahari di Benua Australia lebih tinggi dibandingkan dengan di Asia. Hal ini menyebabkan tekanan udara yang minimun di Benua Australia dan tekanan maksimum di Benua Asia, sehingga angin bertiup dari Asia ke Australia (tekanan tingii ke tekanan rendah). Karena angin melalui Samudra Hindia maka angin tersebut mengandung banyak uap air, sehingga di bulan Oktober sampai Maret Indonesia mengalami musim penghujan.

b. Angin muson timur
Angin muson timur bertiup pada bulan April sampai September, dimana kedudukan semu matahari berada di belahan bumu utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah dan di Australia tinggi, sehingga angin betiup dari Australia menuju Asia. Angin tersebut melewati gurun yang berada di Australia sehingga bersifat kering, oleh karena itu pada bulan April sampai September di Indonesia mengalami musim kemarau.


B.  Kondisi Fisik Wilayah Indonesia

a. Persebaran Flora dan Fauna


Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatnya suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan hanya menyimpan kekayaan alam tetapi juga sebagai paru-paru dunia.

Indonesia memiliki berbagai jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Suhu udara berpengaruh terhadap habitat tumbuhan di Indonesia yang dikenal dengan klasifikasi Junghunh, seorang  botani berasal dari Jerman yang membagi tumbuhan dari ketinggian tempat.

Persebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan sejarah geologis kepulauan Indonesia. Menurut Alferd Russel Wallace, terdapat perbedaan persebaran binatang di Indonesia. Klasifikasi persebaran fauna di Indonesia di kenal dengan sebutan istilah klasifikasi garis wallace. Secara umum persebaran fauna di bagi kedalam tiga kelompok yaitu :

  • Kelompok Asiatis (kelompok barat), adalah hewan yang berada di Sumatra Kalimantan, Jawa, dan Bali. Jenis-jenis hewan yang termasuk kedalam fauna Asiatis adalah Gajah, Harimau, Kerbau, Kera, Badak, Tapir, Banteng, Babi hutan dan sebagainya. Sementara floranya berupa hutan bakau, dan rawa gambut dibagian Timur Sumatra dan rawa air dibagian Barat Sumatra. 
  • Kelompok Australis (kelompok timur), merupakan kelompok hewan yang berada di Papua, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Jenis-jenis hewan yang termasuk kedalam fauna Australis adalah Kangguru, Koala, Walabi, Burung Cendrawasih, Kakaktua, Kaswari dan masih banyak laiinya. Sedangkan flora yang termasuk kedalam Australis adalah hutan hujan tropis, hutan sagu, dan hutan lumut.
  • Kelompok peralihan atau Australis Asiatis (kelompok tengah), Merupakan kelompok fauna campuran dari Asia dan Australia, kel;ompok fauna ini berada di Wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Jenis fauna yang termasuk kedalam kelompok ini adalah Anoa, Babi, Rusa, Burung Maleo dan lain-lain.

b.  Persebaran jenis tanah diIndonesia  


Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang terbentuk karena pelapukan dan pengendapan bebatuan. Didalam tanah terdapat banyak macam-macam bahan organik dan anorganik. Bahan organik didapatkan dari jasad-jasad mahluk hidup yang telah mati baik flora, fauna maupun manusia. Sedangkan bahan anorganik berasal dari benda-benda mati berupa bebatuan dan mineral. Di Indonesia terdapat berbagai jenis tanah dan dianataranya adalah sebagai berikut:

1. Tanah gambut


Tanah gambut juga disebut sebagai tanah organosol atau hinosol, adalah tanah yang berasal dari bahan organik dan selalu tergenang diair rawa, kekeurangan unsur hara, sirkulasi udara tidak lancar, proses penghancurannya kuran sempurna, dan tanah gambut kurang baik untuk dijadikan lahan pertanian.
Tanah gambut banyak terdapat di Kalimantan , Sumatra Barat, dan Papua.

2. Tanah kapur (renzina)


Tanah kapur atau tanah grumusol adalah tanah yang terbentuk dari bahan induk kapur yang mengalami laterasi lemah. Jenis tanah kapur banyak ditemukan didaerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku dan Sumatra.

3. Tanah endapan


Tanah endapan atau yang disebut juga sebagai tanah aluvial, adalah tanah yang terbentuk karena pengendapan batuan induk  dan telah mengalami proses pelarutan air. Jenis tanah ini merupakan tanah yang subur dan tanah ini banyak terdapat di Jawa bagian utara, Sumatra bagian timur, dan Kalimantan bagian selatan da barat.

4. Tanah ter rarosa


Tanah ter rarosa adalah tanah hasil dari pelapukan batu kapur. Tanah ter rarosa merupakan jenis tanah yang subur dan banyak ditemukan didaerah Jawa Timur, Sumatra, Maluku, Jawa timur, dan Nusa Tenggara.

5. Tanah humus

Tanah humus adalah tanah yabg dihasilkan dari pelapukan tumbuhan (organik). Tanah humus berwarna hitam, sangat subur, dan sangat cocok digunakan untuk pertanian.
Tanah humus mudah ditemukan didaerah Kalimantan, Sumatra, Sulawesi, dan Papua.

6. Tanah vulkanis


Tanah vulkanis atau tanah regosol adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Jenis tanah ini  sangat subur dan sngat cocok untuk pertanian.
Tanah vulkanis dapat ditemukan di daerah Jawa, Lombok, Bali, Sumatra, Halmahera, dan Sulawesi.

7. Tanah laterit


Tanah laterit adalah tanah yang terbentuk karena temperatur dan curah hujan yang tinggi. Namun jenis tanah laterit ini kurang subur dan terletak di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.

8. Tanah pasir


Tanah pasir adalah tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan beku dan sedimen yang tidak bersetruktur. Jenis tanah ini kurang baik jika digunaakan sebagai lahan pertanian karena hanya sedikit mengandung bahan organik. Jenis tanah pasir ini mudah ditemukan dipantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.

C. Kondisi Penduduk Indonesia


Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk terdiri dari berbagai suku bangsa yang menyebar dari Sabang sampai Merauke. Bukan hanya suku bangsa dan ras yang beragam tetapi kepercayaan atau agama juga beragam seperti agama Hindu, Budha, Islam, Kristen, dan Katolik.

Karena Indonesia merupakan daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan yang melaluinya, bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Berdasarkan ciri-ciri fisik penduduk Indonesia dibagi menjadi 4 bagian, yaitu sebagai berikut:

  •  Kelompok ras Autronesia-Melanesoid (Papua-Melanezoid), terdapat di Papu atau Irian, Pulau Aru, Pulai Kai.
  • Kelompok ras Negroid, antara lain orang semang di Semenanjung Malaka, orang Mikopsi di Kepulauan Adaman.
  • Kelompok ras Weddoid, orang Sakai di Siak Riau, orang kubu di Sumatra Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano dipulau Enggano, orang Mentawai.
  • Kelompok ras Melayu Mongoloid, dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu Ras Proto Melayu (Melayu tua) dan Ras Deutro Melayu (Melayu Muda). Yang termasuk kedalam ras proto adalah Suku Batak, Suku Toraja, dan Suku Dayak. Sedangkan yang termasuk kedalam ras deutro adalah Suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali.